Adyan's blog
Selasa, 13 Agustus 2013
Tugas 10 RPL
Modifikasi produk software setelah digunakan oleh user, untuk mengoreksi kesalahan, meningkatkan kinerja, atau atribut lainnya, atau untuk beradaptasi dengan produk baru atau lingkungan yang berubah.
Istilah pemeliharaan perangkat lunak digunakan untuk menjabarkan aktivitas dari analis sistem (software engineering) yang terjadi pada saat hasil produk perangkat lunak sudah dipergunakan oleh pemakai (user). Biasanya pengembangan produk perangkat lunak memerlukan waktu antara 1 sampai dengan 2 tahun, tetapi pada pase pemeliharaan perangkat lunak menghabiskan 5 sampai dengan 10 tahun. Aktivitas yang terjadi pada pase pemeliharaan antara lain:
-penambahan atau peningkatan atau juga perbaikan untuk produk perangkat lunak
-adaptasi produk dengan lingkungan mesin yang baru
-pembetulan permasalahan yang timbul
“ Pemeliharaan sistem berawal begitu sistem baru menjadi operasional dan berakhir masa hidupnya”
Jenis Pemeliharaan :
•Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan perangkat lunak dengan melakukan perbaikan kesalahan yang terjadi pada perangkat lunak. Kesalahan dapat bersumber dari kesalahan perancangan, kesalahan logika atau kode program.
•Pemeliharaan Adaptif
Pemeliharaan perangkat lunak dengan melakukan penyesuaian fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak sehingga lebih memudahkan user. Misalnya ada perubahan terhadap hardware atau sistem operasi yang digunakan, atau perubahan dari eksternal misalnya perubahan aturan bisnis, kebijakan pemerintah, atau alur kerja. Kebutuhan perubahan adaptif hanya bisa dikenali dan dimonitor oleh lingkungan tempat sistem itu dioperasikan.
•Pemeliharaan Penyempurnaan/perfektif
Pemeliharaan perangkat lunak dengan melakukan pengembangan / peningkatan terhadap perangkat lunak yang telah ada. Pemeliharaan perfektif mengacu pada peningkatan fungsionalitas atau kinerja sistem untuk meningkatkan layanan terhadap user. Software yang berhasil diterapkan biasanya cenderung mengalami pemeliharaan jenis ini, karena biasanya setelah berhasil menggunakan software, user cenderung ingin mencoba hal-hal baru diluar fitur yang sudah ditawarkan.
•Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan perangkat lunak dengan perombakan secara total atau melakukan perekayasaan kembali pada perangkat lunak yang ada.
Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC)
Tahapan SMLC :
•Memahami Permintaan Pemeliharaan
•Mentransformasi permintaan pemeliharaan menjadi pengubahan
•Menspesifikasi perubahan
•Mengembangkan perubahan
•Menguji perubahan
•Melatih pengguna dan melakukan test penerimaan
•Pengkonversian dan meluncurkan operasi
•Mengupdate Dokumen
•Melakukan pemeriksaan Pasca implementasi
Maintainability (Kemampuan pemeliharaan sistem)
Prosedur untuk peningkatan maintainability :
•Menerapkan SDLC dan SWDLC
•Menspesifikasi definisi data standar
•Menggunakan bahasa pemrograman standart
•Merancang modul-modul yang terstruktur dengan baik
•Mempekerjakan modul yang dapat digunakan kembali
•Mempersiapkan dokumentasi yang jelas, terbaru dan komprehensif
•Menginstall perangkat lunak, dokumentasi dan soal-soal test di dalam sentral repositor sistem CASE atau CMS (change management system)
Tiga pendekatan untuk menyusun Pemeliharaan sistem :
•Pendekatan Pemisahan: Pemeliharaan dan Pemeliharaan
•Pendekatan Gabungan: Menggabungkan personalia penyusun dan pemelihara menjadi sebuah kelompok utama sistem informasi
•Pendekatan Fungsional: Variasi dari pendekatan gabungan dengan memindahkan tenaga profesional sistem dari sistem informasi dan menugasi mereka pada fungsi bisnis untuk penyusunan maupun pemeliharaan.
Ada 5 CASE Tools yang membantu pemeliharaan sistem dari sistem lama dan membantu memecahkan kemacetan timbunan sistem baru yang belum dikerjakan :
•Rekayasa Maju (Forward engineering)
•Rekayasa Mundur (Reverse engineering)
•Rekayasa Ulang (Reengineering)
•Restrukturisasi (restrukturing)
•Sistem Pakar Pemeliharaan (Maintenance expert system)
Mengelola Pemeliharaan Sistem
•Menetapkan Kegiatan Pemeliharaan Sistem
•Mengawali dan merekam kegiatan pemeliharaan sistem tidak terjadwal (Form Maintenance Work Order : Pekerjaan yang diperlukan/dilakukan, waktu yang diperkirakan dibandingkan dengan waktu yang sebenarnya, kode pemeliharaan, biaya pemeliharaan)
•Menggunakan sistem perangkat lunak helpdesk
•Mengevaluasi aktivitas pemeliharaan sistem
•Mengoptimalkan program pemeliharaan sistem
Karakteristik Pemeliharaan
Karakteristik pemeliharaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
-pemeliharaan terstruktur dan tidak terstruktur
-biaya pemeliharaan
Pemeliharaan terstruktur dan tidak terstruktur
Aliran tindakan yang dilakukan sebagai tindakan dari permintaan akan pemeliharaan dapat digambarkan:
Pada gambar di atas terlihat pemeliharaan terstruktur dimulai dari permintaan akan pemeliharaan dan menentukan konfigurasi dari perangkat lunak yang akan diadakan pemeliharaan. Jika merupakan seluruh perangkat lunak maka tindakan yang diambil adalah evaluasi perancangan dan menentukan rencana pendekatan yang akan digunakan untuk melakukan pemeliharaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan modifikasi perancangan dan penulisan ulang program (rekode). Langkah terakhir adalah me-review program yang telah ditulis. Jika diterima maka berarti tugas pemeliharaan telah selesai. Sedangkan jika konfigurasi merupakan program per modul maka kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi program. Jika diperlukan modifikasi yang cukup besar maka tindakan yang diambil adalah pembuatan ulang yang dilanjutkan dengan review hasil. Jika hasil akhir memenuhi kriteria maka berarti perangkat lunak siap. Sedangkan pemeliharaan tidak terstruktur adalah:
-tidak mempunyai dokumentasi yang baik
-tidak menggunakan metodologi perancangan
-tidak mengikuti langkah-langkah di atas
Biaya pemeliharaan
Biaya pemeliharaan perangkat lunak yang dikeluarkan dalam fase pemeliharaan meningkat dengan cepat, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Selain biaya yang umum dalam fase pengembangan sering timbul biaya-biaya tak berwujud (intangible cost). Biaya-biaya ini ditimbulkan karena:
-ketidakpuasan pemakai (user) akibat tidak selesainya perangkat lunak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada fase pemeliharaan
-pengurangan kualitas perangkat lunak
-penambahan tenaga kerja Baru
Tugas 1 RPL
Extreme Programming (XP) adalah sebuah pendekatan atau model pengembangan perangkat lunak yang mencoba menyederhanakan berbagai tahapan dalam proses pengembangan tersebut sehingga menjadi lebih adaptif dan fleksibel. Model ini diciptakan oleh Kent Beck. Model ini adalah model proses yang terbaru dalam dunia rekayasa perangkat lunak dan mencoba menjawab kesulitan dalam pengembangan software yang rumit dan sulit dalam implementasi.
Permasalahan utama yang sering muncul dalam sebuah proyek pengembangan perangkat lunak adalah perubahan requirement yang begitu cepat. Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan-perubahan yang muncul baik pada aspek bisnis maupun teknologi yang berlangsung lebih cepat daripada proses pengembangan perangkat lunak itu sendiri. Dengan menggunakan XP permasalahan tersebut dapat teratasi.
Tujuan XP
Tujuan utama XP adalah menurunkan biaya dari adanya perubahan software. Dalam metodologi pengembangan sistem tradisional, kebutuhan sistem ditentukan pada tahap awal pengembangan proyek dan bersifat fixed. Hal ini berarti biaya terhadap adanya perubahan kebutuhan yang terjadi pada tahap selanjutnya akan menjadi mahal. XP diarahkan untuk menurunkan biaya dari adanya perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai basis dasar, prinsip dan praktis. Dengan menerapkan XP, pengembangan suatu sistem haruslah lebih fleksibel terhadap perubahan.
Variabel XP
Terdapat 4 variabel XP, yaitu antara lain :
1. Cost (biaya): Dengan meningkatkan biaya, kita bisa menciptakan program yang lebih baik. Sebaliknya mengurangi biaya untuk proyek tidak akan menyelesaikan masalah customer. Tetapi, biaya yang tiak terbatas juga akan menimbulkan kerusakan.
2. Time (waktu): Dengan meningkatkan waktu makan kita akan mampu menciptakan program yang berkualitas dan dengan feature-feature yang lebih banyak.Akan tetapi waktu yang berlebihan tidak baik, karena dapat merusak terhadap diri sendiri. Waktu yang sedikit juga tidak baik karena kualitas yang dihasilkan akan jauh dari yang diharapkan.
3. Quality (mutu): Mutu merupakan suatu variabel pengendali yang sangat “mengerikan” karena merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen.
4. Scope (feature:) Scope merupakan varibel primer. Jika kita mengurangi Scope,maka kita bisa mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas.
Empat nilai penting dari XP
1. Communication: XP memfokuskan pada hubungan komunikasi yang baik antar anggota tim. Para anggota tim harus membangun saling pengertian, mereka juga wajib saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat lunak. Ego dari para programmer yang biasanya cukup tinggi harus ditekan dan mereka harus membuka diri untuk bekerjasama dengan programmer lain dalam menuliskan kode program.
2. Courege: Para anggota tim dan penanggungjawab pengembangan perangkat lunakharus selalu memiliki keyakinan dan integritas dalam melakukan tugasnya. Integritas ini harus selalu dijaga bahkan dalam kondisi adanya tekanan dari situasi sekitar. Untuk dapat melakukan sesuatu dengan penuh integritas, terlebih dahulu para anggota tim memiliki rasa saling percaya. Rasa saling percaya inilah yang coba dibangun dan ditanamkan oleh XP pada berbagai aspeknya.
3. Simplicity: Lakukan semua dengan sederhana. Hal tersebut adalah salah satu nilai dasar dari XP. Gunakan metode yang pendek dan simpel, jangan terlalu rumit dalam membuat desain, hilangkan fitur yang tidak ada gunanya, dan berbagai proses penyederhanaan lain akan selalu menjadi nilai utama dari setiap aspek XP.
4. Feedback: Berikan selalu feedback kepada sesama anggota tim maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak. Utarakan selalu pikiran anda dan diskusikan kesalahan-kesalahan yang muncul selama proses pengembangan.Dengarkan selalu pendapat rekan yang lain. Dengan adanya feedback inilah seringkali kita menyadari bagian mana yang salah atau bisa ditingkatkan lagi dari perangkat lunak yang dikembangkan.
Penerapan XP
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum seseorang masuk dalam dunia XP adalah sebagai berikut:
1. User harus memahami konteks bisnis yang akan dikembangkan sistemnya, sehingga developer dapat menangkap sistem secara aplikatif dan dapat mengusulkan teknologi apa yang dapat dikembangkan dalam sistem barunya.
2. Akan lebih efektif apabila developer pernah menangani proyek pengembangan sistem yang sejenis sehingga dapat memberikan usulan model sistem baru, di samping alasan bahwa developer telah memiliki template aplikasi sistem tersebut untuk dijadikan prototype sistem baru. Hal ini akan berimplikasi kepada kemudahan dalam konstruksi sistem karena dikembangkan berdasarkan template yang sudah ada.
3. Extreme programming menuntut komunikasi antar developer dan user secara intensif dan komunikasi internal antar developer secara komprehensif, sehingga akan lebih representatif apabila tahap pengembangan sistem dilakukan di lokal yang mendukung proses komunikasi tersebut.
XP adalah suatu bentuk pembangunan perangkat lunak yang berbasis nilai kemudahan, komunikasi, umpan balik, dan keberanian. Bekerja dalam whole team bersama-sama dengan praktek yang mudah. Adapun inti penerapannya adalah:
1. Planning Game
2. Small, frequent releases
3. System metaphors
4. Simple design
5. Testing (unit testing & TDD)
6. Frequent refactoring
7. Pair programming
8. Collective code ownership
9. Continuous integration
10. Sustainable pace
11. Whole team together
12. Coding standards
Kesimpulan
Keuntungan XP:
• Menjalin komunikasi yang baik dengan client.
• Meningkatkan komunikasi dan sifat saling menghargai antar developer.
Kerugian XP:
• Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.
• Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga).
Referensi:
http://adit279.com/?p=71
Pressman,roger. “Rekayasa Perangkat Lunak (pendekatan praktisi edisi7)”.ANDI.2012
Rabu, 05 Juni 2013
Menghadiri Acara TECHNOEDUPRENEUR 2013
Awalnya saya dapat ajakan dari teman kampus saya untuk menghadiri acara di Gedung GSG Masjid Salman ITB, nama acaranya yaitu TECHNOEDUPRENEUR 2013 yang bertemakan “MEMBANGUN MODAL INSANI INDONESIA MELALUI TEKNOLOGI, PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN” sepintas melihat dari tema-nya saja saya mulai menarik, karena yang saya tangkap yaitu bagaimana menjadikan modal insan di Indonesia melalui bidang teknologi, pendidikan, dan kewirausahaan. Kebetulan yang menjadi moderatornya yaitu Bapak Djadja Sardjana, beliau adalah dosen kami, dan akhirnya saya dan teman-teman kampus sepakat untuk menghadiri acara tersebut. Acara tersebut diadakan pada hari Sabtu 1 Juni 2013 yang terdiri dari 2 sesi, yang pertama terdapat pelatihan matematika gasing, dan yang kedua yaitu seminarnya. Pada hari itu saya dan teman-teman kampus berangkat bareng-bareng menuju ITB dan berencana ingin mengikuti kedua sesi, karena begitu penasaran juga apa itu matematika gasing. Sebelum menuju ITB saya nganter teman saya Rizal ke Borma beli gembok motor gara-gara gemboknya ketinggalan di rumahnya, yaaaah itulah yang menyebabkan kami semua telat nyampe di ITB hehe, nyampe sekitar pukul 09.30, ditambah bingung juga nyari gedung GSG kesana kesini tanya sana sini dan akhirnya kami pun nyampe Gedung GSG Salman ITB, dan didalamnya jelas udah dimulai kegiatan Matematika Gasing, meskipun terlambat jauh kami tetap mengikutinya. Di dalam ruangan tersebut hanya bapak-bapak dan ibu-ibu yang mengikutinya, sedangkan kami masih mahasiswa muda, karena kegiatan ini lebih diprioritaskan untuk guru, ya gpp lah sekedar pengen tau aja siapa tau nanti jadi guru. Kegiatan Matematika Gasing ini yaitu mengajarkan para guru atau peserta dalam melakukan metode pembelajaran matematika yang unik, mudah, dan efektif untuk anak-anak. Berikut foto kegiatan tersebut yang saya ambil dari facebook pojok pendidikan:
Sementara itu seminar “MEMBANGUN MODAL INSANI INDONESIA MELALUI TEKNOLOGI, PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN” dimulai pada pukul 13.00. Karena kami tidak mengikuti kegiatan Matematika Gasing sampai abis, jadi kami main dan jalan-jalan dulu ke kampus ITB sambil nunggu jam 13.00, makan, shalat di Mesjid Salman ITB. Jam 13.00 tepat kami masuk Gedung GSG kembali, kegiatan ini dimulai dengan pertunjukan angklung anak-anak yang dipandu oleh pembimbingnya, dan juga pertunjukan nyanyian anak SD bertajuk sunda. Berikut foto kegiatan tersebut yang saya ambil dari facebook pojok pendidikan:
Setelah itu selesai dilanjutkan dengan seminar dari para pembicara, ada perwakilan dari Intel Corporation (bidang teknologi), Pojok Pendidikan (bidang pendidikan), dan ketua KADIN Tasikmalaya (bidang kewirausahaan). Acara ini berakhir sekitar pukul 16.00.
Bpk. Brimy Laksmana (Intel Corp.)
Bpk. Arief Bahtiar (Kepala unit Comlabs USDI ITB)
Bpk. Djadja Sardjana, Bpk. Wahyu Tri Rahmadi, Bpk. Iyan Sofyan
Minggu, 12 Mei 2013
Kabar Baik : Anda Bisa Mengubah Dunia!
Banyak orang yang merasakan bahwa situasi disekelilingnya tidak nyaman, tidak sesuai dengan keinginannya, dan perlu diubah menjadi lebih baik. Mereka berharap dan bahkan kerap kali memaksa orang-orang lain disekitarnya untuk berubah sesuai keinginannya. Banyak orang yang tidak sadar bahwa kunci untuk mengubah situasi itu ada pada dirinya sendiri, bukan pada orang lain. Saya teringat pada sebuah cerita yang pernah dua kali saya dengar sejak beberapa tahun yang lalu. Saya akan coba ceritakan kembali dalam tulisan saya agar dapat memberi inspirasi dan motivasi pada para pembaca artikel ini. Seorang wanita yang telah lanjut usia tinggal di rumah seorang anak lelakinya. Sejak wanita ini tinggal di rumah tersebut sang menantu wanita merasa tidak nyaman. Dia merasa sangat terganggu dengan kehadiran sang ibu mertua. Seringkali terjadi pertengkaran hebat antara dirinya dengan sang ibu mertua. Sang ibu mertua merasa dirinya benar dan harus dihormati sebagai orang tua yang sudah memiliki banyak pengalaman. Sedangkan sang menantu merasa bahwa ibu mertuanya masih berpikir kolot (jadul) tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman sekarang. “Mertua saya cerewet, suka ikut campur urusan rumah tangga anak-anaknya, biang protes, judes, dan juga sok ngatur, termasuk dalam hal mendidik anak-anak saya”, kata sang menantu. “Sejak dia tinggal di sini, saya merasakan situasi rumah tangga saya menjadi seperti di neraka!”, tambahnya lagi. Memang, sempat terjadi juga beberapa pertengkaran besar dengan suaminya yang membela ibunya saat sang istri ingin agar sang mertua segera dipindahkan ke panti jompo. Akhirnya dengan merasa begitu putus asa dan sangat membenci sang ibu mertua, sang menantu pergi menemui seorang sinshe (ahli pengobatan tradisional Cina) bernama Ling yang juga adalah sahabat karibnya. Dia berkeluhkesah kepada sahabatnya itu mengenai berbagai masalah yang dideritanya setelah sang ibu mertua tinggal di rumahnya. “Sebagai sesama wanita, kamu pasti mengerti kan bagaimana perasaan sakit hatiku pada ibu mertuaku itu, Ling?”, katanya sebagai penutup ceritanya. “Coba saja kalau ibu mertuaku itu cepat mati, rumah tanggaku akan kembali tentram dan bahagia kembali”, celetuknya. “Kamu mau kalau ibu mertuamu cepat mati?”, tanya Ling. “Sebagai sahabat saya bisa membantu. Saya akan membuat racun ampuh yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan akan membunuh secara perlahan tanpa jejak”, kata Ling. “Oh, ya?”, terlintas pikiran jahat sang menantu. “Tolong buatkan untuk ibu mertuaku ya, Ling! Kamu memang sahabat sejatiku!”, kata sang menantu sambil tertawa karena merasa mendapatkan solusi masalahnya. “Tetapi ada syaratnya!”, kata Ling tegas. “Sejak saat ini, kamu harus selalu berpura-pura baik kepada ibu mertuamu. Jangan sampai sekali pun bertengkar dengannya. Turuti saja apa pun keinginannya. Toh, hanya sementara dia hidup. Jangan membantah sekali pun dan kamu tersenyum saja setiap kali dia cerewet. Cuma sementara saja kok...”, pesan Ling. “Hal ini dilakukan supaya tidak ada seorang pun yang akan curiga bahwa kamu yang telah meracuninya begitu dia mati. Kamu bersedia?”, tanya Ling. “Baiklah. Apa pun akan saya lakukan, asalkan dia lenyap dari rumahku”, jawab sang menantu dengan cepat. Sejak saat itu, sang menantu terlihat selalu bersikap sangat baik kepada sang ibu mertua. Setiap hari dia selalu memasakkan makanan kesukaan sang ibu mertua. Tentunya dengan tak lupa menyertakan campuran racun buatan sahabatnya ke dalam masakan tersebut. Tidak pernah lagi terdengar pertengkaran di rumah itu karena sikap sang menantu terlihat berubah menjadi sangat baik. Dia tidak pernah membantah. Dia selalu memperhatikan keperluan sang ibu mertua dan selalu tersenyum menanggapi protes apa pun yang dilontarkan sang ibu mertua. “Hanya sementara saja! Saya harus bisa menahan perasaan sakit hati saya supaya rencana berhasil”, kata sang menantu dalam hati setiap kali merasa sakit hati. Setelah berminggu-minggu kemudian... Melihat menantunya berubah menjadi sangat baik kepadanya, sang ibu mertua merasa malu sendiri dalam hati. Akhirnya ia berusaha keras untuk berubah menjadi mertua yang sangat baik bagi menantunya. Ia tidak pernah lagi ikut campur urusan rumah tangga menantunya, tidak lagi cerewet, dan tidak pernah lagi berkata-kata pedas. Kata-katanya berubah menjadi lembut dan selalu tersenyum kepada menantunya. Kepada tiap orang yang ditemuinya dia selalu bercerita dengan bangga bahwa menantunya adalah menantu teladan yang diidam-idamkan oleh semua mertua di dunia. Hubungan sang menantu dan sang ibu mertua menjadi sangat harmonis Suasana di keluarga tersebut terlihat sangat berbahagia dengan kehadiran sang ibu mertua. Mereka sering berbincang, bercanda dan tertawa bersama. Hingga suatu saat sang ibu mertua mengeluh pusing-pusing karena masuk angin. Sesaat sang menantu tersadar, “Bagaimana kalau sekarang tiba-tiba sang ibu mertua meninggal karena racun yang dahulu pernah dimakannya tiba-tiba bereaksi?” Seketika wajah sang menantu menjadi pucat pasi. Dia tergopoh-gopoh pergi ke rumah sinshe Ling sahabatnya. “Ling..! Ling...!”, teriaknya sambil menggedor-gedor pintu pintu rumah sahabatnya. “Tolong! Cepat buatkan penawar racunnya! Jangan sampai terlambat...”, pintanya dengan memelas dan berurai air mata. “Apanya yang terlambat?”, tanya Ling setelah membukakan pintu. “Ibu mertua saya.... racunnya bereaksi”, jawabnya dengan lemas. “Bukannya kamu mau ibu mertuamu cepat mati?”, tanya Ling. “Ya...Itu waktu dahulu! Sekarang saya mau dia selalu sehat dan saya tidak mau dia sampai meninggalkan kami! Saya akan merasa sangat kehilangan seorang ibu yang baik, Ling!”, jawabnya dengan malu-malu. “Oh...begitu...”, gumam Ling sambil tersenyum. “Tenang saja. Racun yang kuberikan itu vitamin dan obat penguat stamina kok! Mertuamu tidak akan meninggal karena racun itu. Nanti saya buatkan lagi supaya stamina mertuamu cepat pulih kembali”, kata Ling. Sang menantu seketika termenung, “Pantas saja, dahulu setiap kali saya berikan racun itu dia semakin bertambah sehat dan kuat dari hari ke hari. Saya pikir itu adalah reaksi sementara racun tersebut sebelum mematikan.” Lalu dia tertawa sendiri. “Terima kasih ya, Ling! Kamu memang sahabat terbaik”, katanya sambil memeluk sahabatnya itu. Dari cerita tersebut dapat terlihat kebenaran pepatah yang sering saya dengar,”Kalau anda ingin mengubah dunia, ubahlah diri anda sendiri!”. Dengan mengubah diri sendiri menjadi lebih baik, kita dapat mengubah orang di sekitar kita menjadi lebih baik. Dan jika tiap orang di sekitar kita berubah menjadi lebih baik maka akan mengubah lebih banyak orang lagi disekitarnya menjadi lebih baik. Pada akhirnya, efek berantai ini akan mengubah situasi dunia menjadi lebih baik lagi dan menyenangkan. Bravo! Semua ini dimulai dari diri anda... dan lingkungan sekitar anda.. yang dapat mengubah situasi dunia ini menjadi lebih baik lagi dan menyenangkan!
Sabtu, 11 Mei 2013
Nikmatnya Jadi Pengangguran [Entrepreneur]
Di pagi hari yang sejuk, seperti biasanya saya bersama istri mengantarkan ke dua putri kecil kami yang cantik dan lucu ke sekolah mereka. Putri yang bungsu baru saja masuk ke TK A dan putri yang sulung baru saja naik kelas 5 SD. Setelah mengantarkan mereka sampai di sekolah, maka bebas tugaslah kami sampai pukul 9.30. Yaitu saat kami harus kembali menjemput sang putri bungsu di sekolahnya. ”Kita mau pergi ke mana sekarang, Yang?”, tanya istri saya dengan lembut dan suara manja sesaat setelah kami masuk ke dalam mobil. ”Seperti biasa, sarapan pagi yuk. Mau sarapan dimana, Yang?”, jawab saya dengan tersenyum sementara mobil kami meninggalkan tempat parkir. ”Yang, saya sedang ingin makan yamcha...”, jawabnya. ”Oke, Yang”, sahut saya sambil tersenyum. Maka meluncurlah mobil kami melintasi jalan layang ke arah utara kota Bandung. Kami menuju jalan Setiabudi atas, sebuah wilayah di kota Bandung bagian utara yang berhawa sejuk pegunungan dekat Lembang. Akhirnya saya membelokkan mobil kami memasuki komplek sebuah hotel yang asri di jalan Setiabudi. Saya memarkirkan mobil kami di depan pintu sebuah restoran yang terkenal dengan Yamcha-nya yang lezat. Yamcha adalah makanan favorit kami berdua untuk sarapan pagi. Sambil mendengarkan alunan lagu-lagu mandarin yang merdu, kami pun bersantap pagi di teras restoran yang memiliki pemandangan indah. Hisit kau goreng, ca sau pau, kay cak, bacang ketan, ubur-ubur telur item, chao ceu fen kwo, ham soy kok, dan coctail tahu yang terhidang di meja kami begitu menggugah selera makan. Apalagi ditemani chinesse tea sebagai minumannya. Menggunakan sepasang sumpit bambu kami menyantap makanan sepotong demi sepotong dengan nikmat. Udara pagi pengunungan yang sejuk, pemandangan yang indah, makanan yang lezat, alunan lagu yang merdu, dan seorang istri yang cantik menemani sarapan pagi. Lengkap sudah, kenikmatan yang dianugerahkan Tuhan pagi ini. ”Terima kasih Tuhan...”, kata saya dalam hati, mengawali doa sebelum kami mulai menyantap hidangan. Sesekali diselingi dengan menghirup seteguk chinesse tea yang hangat dan beraroma harum. Kami menikmati sarapan pagi sambil berbincang dari hati ke hati. Terasa begitu nyaman sambil diiringi semilir angin sejuk hawa pegunungan Bandung Utara. Sudah sebelas tahun usia pernikahan kami, tidak membuat kemesraan diantara kami berkurang. Sampai sekarang secara tidak disadari kami masih saling memanggil dengan sebutan ”Sayang” atau ”Yang”, di mana pun kami berada. Sama seperti saat kami baru bertemu dan masih dalam status pacaran hampir dua puluh tahun yang lalu. Tujuh tahun masa pacaran, lalu tunangan, ditambah sebelas tahun masa pernikahan tidak membuat kemesraan kami berubah walau pun usia terus bertambah. Hal yang cukup langka, kata banyak orang di sekitar kami. Kami sendiri tidak menyadarinya sampai beberapa orang di sekitar kami berkomentar demikian. Setelah saya renungkan, ”Mengapa hal ini dapat terjadi pada kami?”. Ternyata, salah satunya adalah karena kami memiliki cukup banyak waktu untuk dinikmati bersama. Kami juga memiliki banyak waktu untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Kami memiliki banyak waktu untuk menikmati kehidupan, mengantar-jemput anak kami ke sekolah, melakukan hobby kami, dan berbagai kegiatan lainnya yang menyenangkan. Sementara banyak pasangan suami istri yang kehilangan begitu banyak waktu untuk bersama karena berbagai kesibukan kerja yang harus dilakukan. Kami dapat menikmati kehidupan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kami. Mungkin hal itu juga yang merupakan salah satu faktor yang membuat kami selalu tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya. Mengapa kami memiliki banyak waktu? Karena kami bukanlah pekerja, tetapi kami adalah pengangguran! Tetapi bukan pengangguran biasa, karena kami adalah pengangguran entrepreneur! Kami memiliki beberapa usaha kecil yang telah dapat memberikan passive income. Kami tidak harus turun tangan sendiri untuk mengerjakan usaha tersebut saat ini. Tetapi beberapa usaha yang kami rintis beberapa tahun yang lalu tersebut telah berjalan dengan sendirinya dan dapat menghasilkan income secara terus menerus untuk kami. Inilah yang disebut dengan passive income. Walau pun passive income itu belum bisa membuat kami kaya raya secara financial saat ini, tetapi telah dapat mencukupi semua kebutuhan kami walau pun kami tidak bekerja. Sehingga kami tidak harus berjerih-payah lagi mengejar materi untuk kehidupan kami sehari-hari. Kebetulan, kami juga tidak pernah bercita-cita menjadi orang yang kaya secara financial. Kami lebih memilih menjadi orang yang dapat menikmati kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan dan menjadi ”kaya” secara non financial, seperti kaya akan kebaikan, kaya akan sahabat, kaya akan waktu bebas, kaya akan kebahagiaan, kaya akan keharmonisan, dan kaya akan berbagai hal lainnya yang bersifat non materi. Karena bagi kami, kekayaan materi hanyalah salah satu dari puluhan kekayaan yang harus dimiliki setiap orang untuk dapat hidup berbahagia. Coba anda bayangkan... Jika saja lebih dari satu juta pengangguran di Indonesia dapat diubah menjadi lebih dari satu juta pengangguran entrepreneur? Walau pun entrepreneur skala usaha kecil, dampaknya bagi perekonomian Indonesia akan luar biasa! Jika banyak keluarga menjadi entrepreneur, maka akan muncul keluarga-keluarga yang lebih sejahtera dan relatif lebih berbahagia dalam kehidupannya. Mereka akan menghasilkan keturunan generasi penerus yang lebih tangguh karena orang tua akan memiliki banyak waktu untuk membimbing anak-anaknya. Ingat, pilar sebuah bangsa adalah keluarga! Keluarga-keluarga yang kokoh akan menghasilkan masyarakat yang luar biasa. Masyarakat yang luar biasa akan membentuk bangsa yang hebat luar biasa! Indonesia di masa mendatang memiliki harapan untuk menjadi bangsa yang hebat luar biasa! Jika saja keluarga-keluarga kecil yang merupakan elemen terkecil di masyarakat dapat menjadi keluarga-keluarga yang kokoh. Dan hal itu bisa diwujudkan mulai dari keluarga anda! Hidup hanya Sekali! Masa kecil, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua hanya dialami sekali. Tidak dapat diulang dan tidak dapat dibeli. Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu hidup anda hanya untuk bekerja, bekerja, dan bekerja, seumur hidup mencari uang, uang, dan uang! Banyak hal yang lebih berharga daripada uang, salah satu diantaranya adalah waktu. Uang dapat dicari tetapi waktu tidak dapat dibeli. Raihlah passive income! Itulah yang selalu saya ajarkan di Sekolah Bisnis Gratis USB. Sekolah gratis kewirausahaan yang saya dirikan di Bandung untuk membantu banyak generasi muda untuk belajar mendapatkan passive income melalui entrepreneurship. Jadilah entrepreneur! Bukannya pekerja! Itu kalau anda ingin mendapatkan kualitas hidup anda lebih baik dan menikmati kehidupan ini dengan lebih menyenangkan... Saya dan istri saya bercita-cita untuk menciptakan lebih banyak lagi generasi muda entrepreneur dalam waktu dekat ini sebagai solusi krisis ekonomi global dan tingginya tingkat pengangguran sarjana. Oleh karena itu kami bersepakat untuk menggunakan waktu kami yang banyak saat ini untuk bekerja keras mewujudkan cita-cita kami. Kami akan membimbing sebanyak mungkin generasi muda intelektual untuk menjadi entrepreneur usaha kecil dan menengah. Lebih dari dua ratus mahasiswa ITB, UNPAD, UPI, UNPAR, UNPAS, UIN, Maranatha, dan berbagai universitas lainnya di Bandung yang saat ini sedang kami bimbing menjadi entrepreneur secara gratis di Sekolah Bisnis Gratis USB terasa masih belum mencukupi mengingat tingginya tingkat penggangguran sarjana saat ini. Kami ingin membantu lebih banyak lagi. Maka pagi ini kami memutuskan akan menerima permintaan-permintaan membuka kelas kewirausahaan USB secara gratis di kampus-kampus beberapa universitas di Bandung yang ingin bekerjasama dengan Sekolah Bisnis Gratis USB. Walau pun untuk itu waktu kami akan tersita banyak, kami ikhlas berkorban agar lebih banyak lagi tercipta generasi muda entrepreneur. Mereka yang akan membentuk keluarga-keluarga yang kokoh di masa mendatang dan menjadi generasi penerus bangsa ini. Kami berharap agar mereka dapat menjadi generasi pemimpin dan pengelola negeri ini menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Demikianlah saya menyelesaikan sarapan pagi yang romantis bersama istri tercinta karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat delapan menit. Sekarang saatnya untuk kami pergi kembali ke sekolah menjemput putri bungsu tercinta. Dan berarti selesai pula lah saya mengetik artikel ini di komputer note book untuk langsung saya kirimkan via mobile modem ke website populer yang akan menayangkannya. Jari telunjuk saya menekan tombol ”send” bersamaan dengan satu tegukan terakhir chinesse tea yang nikmat.
Sabtu, 11 Februari 2012
Ever Broke And Then Rise Again Because IT (Tugas Kelompok)
Having failed to become a member of the ABRI, when he was confused to find a job, so that the unemployed almost a year. Because of the prestige, he’s back to the village in 1980, decided to Amirudin for the beat hard life of the capital Jakarta. In this metropolitan city, nearly a year Amirudin worked odd jobs while continuing to spread job applications. But always been rejected on the grounds there is no vacancy. "Yes to survive, so the builder has ever me," he said wistfully.
Realizing lucky not in Jakarta, Amirudin was returned to the village and decided to study at Akparta Hadiwijayan in 1983. It was there, latent talent as a swordsman tourism properly nurtured. Even when I was in college, Amirudin've travel around the archipelago as a guide. Until after the lecture, in the year he builded Arela Tour and Travel in the city of Yogyakarta. "I also became a lecturer at Surakarta AKPARTA Saraswati," he added. Immersed success was not so hard to achieve. House and several luxury cars at that time was in the grip. Until finally, unexpectedly his pioneering efforts with Intan Irawan, his wife, it was destroyed and was broke. And then, Amirudin already had three children who are still very young. "The reason that I joined the agricultural product import-export business with a colleague. Well when my partner died, that's where all the burden and the debt charged to my company, "he recalls.
Holds barely any money, Amirudin decided to moved of family. In Ndawai region, which is not far from Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Amirudin also set up a simple home, the last to sell his wife's jewelry. There was, he was survived by opening Internet cafe business in his home, he became a operator or administrator at his home, and that's when he created a group on facebook tourism guide, in an attempt to generate a lot of members to gather, discuss, and open a business. It was there, slowly but surely confidence Amirudin recover. Peak, in the year he builded Kaliwang Tour and Travel in Solo. Growing his career, when he was promoting his business at various sites, and twitter. The effort was also given a big impact on results and that he believed to be a tourism consultant by several travel agents in ASEAN, such as Malaysia, Brunei, Singapore, and Thailand. Even in 2011, the grandfather of four grandchildren officially believed the government of Indonesia as a member of the expert team coaching and development of tourism attractions and objects to the level of Central Java Province.
The conclusion from the above case, we can start making a business or develop a business that went broke and the business we can use it with something that small and capital which is using IT. As an example the case of the above, he started a business again with the use of IT, ie with the involvement of facebook, twitter, blog, until finally it can spread throughout the world. It is all a result of information technology.
Kamis, 09 Februari 2012
Hubungan Antara Teori Strategi Porter Dengan Bidang IT (Tugas Mandiri)
Ketika perusahaan akan membuka pasar baru, anda tentunya akan sering menggunakan model yang dikeluarkan oleh Porter. Porter mengeluarkan Porter Fives Forces Model sebagai gambaran bagi industri yang akan menganalisis sebuah pasar baru. Model tersebut dapat menjadi panduan cukup ampuh agar perusahaan anda tidak layu sebelum berkembang di pasar baru tersebut.
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:
1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Berangkat ke persoalan, yaitu keterkaitannya teori strategi Porter dengan bidang IT. Hal itu sangat jelas berhubungan dan saling berkaitan. Pertama kita ambil dari Kekuatan tawar-menawar pemasok, daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau, misalnya, muatan berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik. Data-data tersebut dapat dibuat dalam bentuk software yang melibatkan tenaga IT, agar dapat lebih memudahkan menganalisis data. Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Dengan cara menarik perhatian pembeli, dapat dimantapkan dengan informasi yang mudah, menarik, dan nyaman, upaya tersebut dapat melibatkan IT, seperti contohnya dengan cara e-commerce atau dengan blog, agar lebih mudah melakukan transaksi bisnis dan mempercepat prosesnya. Ancaman produk subtitusi, pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar. Ancaman tersebut dapat kita cegah dengan menggunakan IT, seperti memberi pelayanan dengan lebih baik, contohnya membuat software untuk menganalisis data, atau mempercepat proses apapun. Persaingan di dalam industri, untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut. Persoalan itupun bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan kegiatan IT, yaitu dengan melakukan kenyamanan, keakuratan, dan kecepatan transakasi jual beli, seperti contohnya dengan menggunakan e-commerce, blog, facebook, twitter, atau bisa juga dengan handphone, agar konsumen mendapat kepuasan yang maksimal.
Pada persoalan keunggulan biaya, konsumen peka terhadap perubahan harga, sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan salah satu cara misalnya dengan membuat promosi untuk suatu produk, dengan melalui sms, sosial network, dll. Lalu setelah pembelian meningkat, harga pun mulai dinaikkan dengan bertahap. Pada persoalan diferensiasi, kita harus dapat memproduk barang seunik mungkin, agar telihat menarik oleh para konsumen, dan hal itu pun dapat dilakukan dengan cara memasang iklan dan gambar melalui teknologi IT. Lalu pada persoalan fokus, membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen, dapat dilakukan dengan cara memantau keperluan para konsumen melalui internet contohnya.
Oleh karena itu, jelas sekali teori Porter untuk mempertahankan dan mengembangkan suatu perusahaan, didukung atau akan lebih efektif dan maksimal dengan melibatkan tenaga IT, karena seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang secara pesat untuk memudahkan segala sesuatu, terutama teknologi informasi.