On the road to success, was not as easy as turning the palm of the hand. The old saying, adversity is the beginning of success maybe true. At least that's ever felt Amirudin.
Having failed to become a member of the ABRI, when he was confused to find a job, so that the unemployed almost a year. Because of the prestige, he’s back to the village in 1980, decided to Amirudin for the beat hard life of the capital Jakarta. In this metropolitan city, nearly a year Amirudin worked odd jobs while continuing to spread job applications. But always been rejected on the grounds there is no vacancy. "Yes to survive, so the builder has ever me," he said wistfully.
Realizing lucky not in Jakarta, Amirudin was returned to the village and decided to study at Akparta Hadiwijayan in 1983. It was there, latent talent as a swordsman tourism properly nurtured. Even when I was in college, Amirudin've travel around the archipelago as a guide. Until after the lecture, in the year he builded Arela Tour and Travel in the city of Yogyakarta. "I also became a lecturer at Surakarta AKPARTA Saraswati," he added. Immersed success was not so hard to achieve. House and several luxury cars at that time was in the grip. Until finally, unexpectedly his pioneering efforts with Intan Irawan, his wife, it was destroyed and was broke. And then, Amirudin already had three children who are still very young. "The reason that I joined the agricultural product import-export business with a colleague. Well when my partner died, that's where all the burden and the debt charged to my company, "he recalls.
Holds barely any money, Amirudin decided to moved of family. In Ndawai region, which is not far from Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Amirudin also set up a simple home, the last to sell his wife's jewelry. There was, he was survived by opening Internet cafe business in his home, he became a operator or administrator at his home, and that's when he created a group on facebook tourism guide, in an attempt to generate a lot of members to gather, discuss, and open a business. It was there, slowly but surely confidence Amirudin recover. Peak, in the year he builded Kaliwang Tour and Travel in Solo. Growing his career, when he was promoting his business at various sites, and twitter. The effort was also given a big impact on results and that he believed to be a tourism consultant by several travel agents in ASEAN, such as Malaysia, Brunei, Singapore, and Thailand. Even in 2011, the grandfather of four grandchildren officially believed the government of Indonesia as a member of the expert team coaching and development of tourism attractions and objects to the level of Central Java Province.
The conclusion from the above case, we can start making a business or develop a business that went broke and the business we can use it with something that small and capital which is using IT. As an example the case of the above, he started a business again with the use of IT, ie with the involvement of facebook, twitter, blog, until finally it can spread throughout the world. It is all a result of information technology.
Sabtu, 11 Februari 2012
Kamis, 09 Februari 2012
Hubungan Antara Teori Strategi Porter Dengan Bidang IT (Tugas Mandiri)
Bagi yang ingin bergelut di dunia perusahaan atau mulai meramu strategi demi membuat perusahaan baru, anda tidak akan melupakan satu nama tokoh strategi perusahaan, Porter. Porter meninggalkan sebuah karya yang hingga kini sering dijadikan dasar ketika sebuah perusahaan akan memasuki pasar baru.
Ketika perusahaan akan membuka pasar baru, anda tentunya akan sering menggunakan model yang dikeluarkan oleh Porter. Porter mengeluarkan Porter Fives Forces Model sebagai gambaran bagi industri yang akan menganalisis sebuah pasar baru. Model tersebut dapat menjadi panduan cukup ampuh agar perusahaan anda tidak layu sebelum berkembang di pasar baru tersebut.
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:
1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Berangkat ke persoalan, yaitu keterkaitannya teori strategi Porter dengan bidang IT. Hal itu sangat jelas berhubungan dan saling berkaitan. Pertama kita ambil dari Kekuatan tawar-menawar pemasok, daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau, misalnya, muatan berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik. Data-data tersebut dapat dibuat dalam bentuk software yang melibatkan tenaga IT, agar dapat lebih memudahkan menganalisis data. Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Dengan cara menarik perhatian pembeli, dapat dimantapkan dengan informasi yang mudah, menarik, dan nyaman, upaya tersebut dapat melibatkan IT, seperti contohnya dengan cara e-commerce atau dengan blog, agar lebih mudah melakukan transaksi bisnis dan mempercepat prosesnya. Ancaman produk subtitusi, pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar. Ancaman tersebut dapat kita cegah dengan menggunakan IT, seperti memberi pelayanan dengan lebih baik, contohnya membuat software untuk menganalisis data, atau mempercepat proses apapun. Persaingan di dalam industri, untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut. Persoalan itupun bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan kegiatan IT, yaitu dengan melakukan kenyamanan, keakuratan, dan kecepatan transakasi jual beli, seperti contohnya dengan menggunakan e-commerce, blog, facebook, twitter, atau bisa juga dengan handphone, agar konsumen mendapat kepuasan yang maksimal.
Pada persoalan keunggulan biaya, konsumen peka terhadap perubahan harga, sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan salah satu cara misalnya dengan membuat promosi untuk suatu produk, dengan melalui sms, sosial network, dll. Lalu setelah pembelian meningkat, harga pun mulai dinaikkan dengan bertahap. Pada persoalan diferensiasi, kita harus dapat memproduk barang seunik mungkin, agar telihat menarik oleh para konsumen, dan hal itu pun dapat dilakukan dengan cara memasang iklan dan gambar melalui teknologi IT. Lalu pada persoalan fokus, membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen, dapat dilakukan dengan cara memantau keperluan para konsumen melalui internet contohnya.
Oleh karena itu, jelas sekali teori Porter untuk mempertahankan dan mengembangkan suatu perusahaan, didukung atau akan lebih efektif dan maksimal dengan melibatkan tenaga IT, karena seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang secara pesat untuk memudahkan segala sesuatu, terutama teknologi informasi.
Ketika perusahaan akan membuka pasar baru, anda tentunya akan sering menggunakan model yang dikeluarkan oleh Porter. Porter mengeluarkan Porter Fives Forces Model sebagai gambaran bagi industri yang akan menganalisis sebuah pasar baru. Model tersebut dapat menjadi panduan cukup ampuh agar perusahaan anda tidak layu sebelum berkembang di pasar baru tersebut.
Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:
1) Ancaman pendatang baru, yang dapat ditentukan dengan hambatan masuk ke dalam industri, antara lain, hambatan harga, respon incumbent, biaya yang tinggi, pengalaman incumbent dalam industri, keunggulan biaya, differensiasi produk, akses distribusi, kebijakan pemerintah dan switching cost.
2) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat konsentrasi pasar, diversifikasi, switching cost, organisasi pemasok dan pemerintah.
3) Kekuatan tawar-menawar pembeli, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain differensiasi, konsentrasi, kepentingan pembeli, tingkat pendapatan, pilihan kualitas produk, akses informasi, dan switching cost.
4) Ancaman produk subtitusi, yang ditentukan oleh harga produk subtitusi, switching cost, dan kualitas produk.
5) Persaingan di dalam industri, yang ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan pasar, struktur biaya, hambatan keluar industri, switching cost, pengalaman dalam industri, dan perbedaan strategi yang diterapkan.
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Berangkat ke persoalan, yaitu keterkaitannya teori strategi Porter dengan bidang IT. Hal itu sangat jelas berhubungan dan saling berkaitan. Pertama kita ambil dari Kekuatan tawar-menawar pemasok, daya tawar dari pemasok juga digambarkan sebagai pasar input. Pemasok bahan baku, komponen, tenaga kerja, dan jasa (seperti keahlian) kepada perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan di perusahaan, ketika ada beberapa pengganti. Pemasok dapat menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan, atau, misalnya, muatan berlebihan harga tinggi untuk sumber daya yang unik. Data-data tersebut dapat dibuat dalam bentuk software yang melibatkan tenaga IT, agar dapat lebih memudahkan menganalisis data. Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Dengan cara menarik perhatian pembeli, dapat dimantapkan dengan informasi yang mudah, menarik, dan nyaman, upaya tersebut dapat melibatkan IT, seperti contohnya dengan cara e-commerce atau dengan blog, agar lebih mudah melakukan transaksi bisnis dan mempercepat prosesnya. Ancaman produk subtitusi, pembeli kecenderungan untuk mengganti produk karena kinerja dari produk pengganti lebih baik dan memiliki harga relatif murah. Jumlah produknya juga lebih gampang ditemukan di pasar. Ancaman tersebut dapat kita cegah dengan menggunakan IT, seperti memberi pelayanan dengan lebih baik, contohnya membuat software untuk menganalisis data, atau mempercepat proses apapun. Persaingan di dalam industri, untuk mengatasi persaingan dalam industri, perusahaan harus meningkatkan kualitas yang lebih baik lagi, harga lebih terjangkau, melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produknya supaya masyarakat tidak mengalami kejenuhan terhadap produk tersebut. Persoalan itupun bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan kegiatan IT, yaitu dengan melakukan kenyamanan, keakuratan, dan kecepatan transakasi jual beli, seperti contohnya dengan menggunakan e-commerce, blog, facebook, twitter, atau bisa juga dengan handphone, agar konsumen mendapat kepuasan yang maksimal.
Pada persoalan keunggulan biaya, konsumen peka terhadap perubahan harga, sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan salah satu cara misalnya dengan membuat promosi untuk suatu produk, dengan melalui sms, sosial network, dll. Lalu setelah pembelian meningkat, harga pun mulai dinaikkan dengan bertahap. Pada persoalan diferensiasi, kita harus dapat memproduk barang seunik mungkin, agar telihat menarik oleh para konsumen, dan hal itu pun dapat dilakukan dengan cara memasang iklan dan gambar melalui teknologi IT. Lalu pada persoalan fokus, membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen, dapat dilakukan dengan cara memantau keperluan para konsumen melalui internet contohnya.
Oleh karena itu, jelas sekali teori Porter untuk mempertahankan dan mengembangkan suatu perusahaan, didukung atau akan lebih efektif dan maksimal dengan melibatkan tenaga IT, karena seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang secara pesat untuk memudahkan segala sesuatu, terutama teknologi informasi.
Langganan:
Postingan (Atom)